Jin Ah (Kim Tae Hee) dan Sang Min (Kyung Gu)
baru saja berpisah. Lebih tepatnya, bercerai. Mereka menganggap itu adalah
solusi terbaik untuk menyudahi pertengkaran demi pertengkaran. Tapi nyatanya,
perceraian adalah babak baru dari pertengkaran yang lebih menegangkan. Film
Venus and Mars ini mengisahkan tentang “babak baru” itu.
Bermula dari sebuah pendulum. Sang Min menuduh
Jin Ah mengambil pendulum jam dinding miliknya. Terjadilah keributan.
Pertengkaran mulai di kafe hingga jalanan. Bak minyak dan air, setiap kali
bertemu tak pernah damai. Mulai perang kata-kata, sampai tindak kekerasan. Luar
biasa.
Sebenarnya, dalam hati keduanya masih ada rasa
saling cinta. Tapi setiap kali rasa itu datang, mereka menepisnya dan mengingat
perlakuan buruk yang telah mereka terima. Seperti yang pernah dikatakan Sang
Min saat tiba-tiba rasa cinta menyergapnya, “Menceraikannya adalah hal terbaik
yang pernah saya lakukan.” Sang Min terindikasi mengidap bipolar, sehingga
kadang ia mengira setiap hal buruk yang menimpanya, akibat ulah Jin Ah. Dalam
benak Sang Min, Jin Ah tak ubahnya seorang psikopat yang memburu dirinya.
Demikian pula yang terjadi pada Jin Ah. Ia
agresif, impulsif, dan “berbahaya”. “Aku telah merobek hatiku,” katanya. Seperti
ia juga merobek foto kenangan berdua dengan Sang Min. Tetapi suatu ketika, saat
Sang Min pura-pura kecelakaan dan mengabari mantan istrinya itu lewat telpon,
Jin Ah sangat khawatir. Ia segera mencari Sang Min di rumah sakit.
Puncak dari cerita ini sangat konyol sekaligus
menegangkan. Saat keduanya sedang bertengkar lewat telpon, tanpa sengaja Jin Ah
menyenggol sesuatu yang mengakibatkan rumahnya meledak dan terbakar. Sang Min
mengira Jin Ah sedang bersandiwara, untuk membalas sandiwara yang pernah ia
buat. Tapi diam-diam ia khawatir, dan memutuskan untuk pergi ke rumah Jin Ah.
Di sanalah adu mulut kembali terjadi. Jin Ah
menuntut Sang Min minta maaf atas semua yang telah dia lakukan. Sang Min tidak
mau. Terjadilah aksi kejar-kejaran. Jin Ah berlari sambil memegang tongkat
pemukul, mengejar Sang Min. Keduanya bertengkar habis-habisan. Malam hari.
Hujan deras.
Setelah capek, energi terkuras habis. Keduanya
tertawa. Entah menertawakan apa.
“Kau tak pernah peduli apapun kecuali pada
dirimu sendiri,” kata Jin Ah pada Sang Min. Jin Ah menganggap Sang Min sangat
egois. Bahkan hanya sekadar mengucapkan kata “maaf” saja ia enggan.
Pada akhir cerita. Jin Ah akan melakukan
penerbangan ke Amerika untuk studi. Sang Min terburu-buru menyusulnya ke
bandara. Sementara itu, di tengah menunggu, Jin Ah melihat kembali pendulum
yang ia ambil dari jam dinding Sang Min. Seperti melihat kenangan kehidupan
mereka berdua saat belum berpisah.
Jin Ah membolak-balik pendulum itu. Dan
alangkah terkejutnya ia, saat menemukan sebuah tulisan di balik pendulum itu.
Tulisan itu berisi kata-kata yang selama ini ia inginkan. Yang ingin ia dengar
dari suaminya. “Aku minta maaf selalu.” Hanya itu, ya, hanya itu. Jin Ah
menangis. Seolah beban itu lenyap seketika. Tiba-tiba ia sangat bahagia.
Pertemuan di bandara adalah pertemuan yang
menyatukan kembali cinta mereka berdua. Momen yang paling indah dan romantic di
sepanjang film.
Film Venus dan Mars ini adalah pelajaran
berharga bagi setiap pasangan, khususnya mereka yang kerapkali bertengkar
karena kesalahpahaman-kesalahpahaman kecil. Lelaki terlihat egois, perempuan
terlihat banyak menuntut. Tetapi sejatinya, demikianlah cara mereka saling
mengungkapkan cinta. Laki-laki gengsi kalau mengaku salah, tapi ia menyadari
bahwa dirinya salah dan berusaha memperbaiki diri. Tetapi perempuan mengira, laki-lakinya
selalu merasa benar. Sebaliknya, laki-laki merasa perempuannya banyak menuntut,
padahal sejatinya ia hanya butuh didengar dan diperhatikan.
Jin Ah hanya butuh mendengar kata “maaf” dan
selesailah semua perkara. Sang Min hanya butuh pendulumnya kembali dan semua
akan baik-baik saja. Tetapi keduanya mempertaruhkan banyak hal, demi
mendapatkan kata “maaf” dan sebuah pendulum.
Pelajaran ini sebenarnya ada dalam buku tebal
karangan John Gray “Men are From Mars, Women are From Venus”. Tetapi film ini seolah
meringkas buku Gray itu dalam durasi 1 jam 40 menit.
0 komentar:
Posting Komentar