Film ini
menarik. Entah diilhami oleh kisah nyata atau bukan, yang jelas cukup
mencerahkan. The Letter Writer dimulai dari kisah seorang gadis remaja bernama
Maggy Fuller (Aley Underwood). Ia selalu bermasalah di sekolah; mulai tidur
saat guru mengajar, hingga nilai-nilainya yang jeblok. Ibunya marah tapi Maggy
tak menyukai itu. Ia lebih banyak menghabiskan waktu menyanyi bersama
teman-teman band-nya.
Bisa
dibilang Maggy memiliki keluarga yang tak utuh. Ibu dan ayahnya bercerai dan
hidup terpisah. Ayah Maggy menikah lagi. Sementara itu, meski tinggal bersama
ibu, Maggy merasa ibunya tak menyayanginya, tak mendukung bakatnya menyanyi.
Maggy merasa semua orang tak menyukainya, kecuali pacarnya.
Sampai
kemudian, suatu hari, ia menerima sepucuk surat dari seseorang yang tak
dikenal. Namanya Sam Worthington (Bernie Diamond). Maggy penasaran. Ia berusaha
keras menyelidiki siapa pengirim surat itu. Sebab, tidak hanya sekali ia
mendapatkannya, melainkan sudah berkali-kali. Isi surat itu adalah pesan
kebaikan. Sebuah nasihat yang menyejukkan, seolah si pengirim surat mengenal
Maggy dan tahu kegundahan hatinya. Surat itu menjawab kegalauan Maggy.
Singkat cerita,
Maggy menemukan orang itu. The Letter Writer. Si Penulis Surat. Ternyata seorang
laki-laki tua yang hidup berdua dengan istrinya. Waktunya ia habiskan untuk
menulis banyak surat. Surat-surat itu ditujukan kepada setiap orang yang tidak
ia kenal. Ia mendapatkan alamat rumah dari buku yellow pages, kemudian ia
mengirimkan surat-surat itu secara acak.
Saat Maggy
bertanya padanya, mengapa menghabiskan waktu untuk menulis surat seperti itu. Sam
justru memberikan banyak nasihat berharga pada Maggy. “Ada kesimbangan dalam
setiap hal,” ujarnya. “Jika kamu memberi, maka kamu akan menerima. Jika kamu
memberi banyak, kamu akan kaya. Jika kamu memberikan apa yang ada pada dirimu,
maka kamu akan dihargai. Kau tahu, hidup itu ibarat kaca. Sebagai contoh, jika
seseorang mencuri atau tidak jujur pada keuntungan yang dia miliki, dia
mengundang seseorang ke dalam hidupnya untuk dapat mencuri dan berlaku curang
juga. Hal baiknya, kamu dapat memilih siapa yang dapat memasuki hidupmu. Jika kamu
ingin melakukan kebaikan dan menolong orang di sekitarmu, lakukan pertolongan
yang baik. Ini adalah keajaiban dan berhasil aku terapkan.”
Petuah Sam
itu mengubah hidup Maggy. Sam mengaku bahagia dengan apa yang ia jalani saat
ini. Melalui surat-suratnya, Sam menyampaikan pesan kebaikan. Ia berharap
dengan itu, yang ia terima adalah juga kebaikan. Maggy merenungkan itu
baik-baik. Ia mencoba memberi sebanyak mungkin manfaat, membantu orang lain.
Maggy berusaha menjadi lebih baik.
Sangat
jelas sekali apa yang ingin disampaikan Christian Vuissa, sang sutradara
melalui film The Letter Writer ini. Sebuah pesan bahwa berbuat baik tak
memandang usia. Berbuat baik bisa dilakukan dengan cara apapun. Maggy bisa
melakukannya lewat bakatnya menyanyi. Sam melakukannya lewat kemampuannya
menulis surat. Ini sesuatu yang luar biasa.
Hanya saja,
meski pesan film ini begitu bagus, saya tak menemukan konflik yang greget. Terlalu
datar menurut saya. Jadi wajar kalau film ini tak begitu fenomenal. Sebuah pesan
yang baik juga perlu dikemas dengan sangat baik, agar semakin banyak orang
tertarik dan semakin banyak pula orang yang tergerak hatinya untuk berbuat
baik.
Tapi
bagaimana pun, saya sangat menghargai usaha Christian Vuissa yang keren ini. Semoga
akan lahir film-film lain yang tak kalah menginspirasi, dengan kemasan yang
lebih ciamik dan bumbu-bumbu konflik yang tajam dari tangannya.
0 komentar:
Posting Komentar